DAUN PISANG KLUTHUK

Belakangan ini, mulai ada kampanye menolak plastik sebagai bungkus bahan pangan dan makanan. Apakah itu berarti akan ada trend kembali ke bungkus daun pisang? Dan budidaya pisang kluthuk untuk dipanen daunnya akan naik daun? (Suroto, Banyuwangi).

Sdr. Suroto, Anda benar. Di Bali sudah mulai tampak trend penggunaan daun pisang sebagai bungkus bahan pangan yang dijual di pasar swalayan. Bali memang bisa menjadi pelopor kembali ke alam, dalam rangka meminimalkan penggunaan bahan plastih sebagai pembungkus makanan. Sebab di Bali, banyak wisatawan asing dan ekspatriat yang tinggal di sana. Mereka, akan lebih kritis soal plastik, dibanding masyarakat Indonesia pada umumnya, termasuk penduduk DKI Jakarta.  Bisnis wisata di Bali sangat cepat menangkap peluang ini.

Sebenarnya semua daun pisang berpotensi sebagai pembungkus. Bahkan daun pisang kepok yang terkenal lebar, lebih ideal dibanding daun pisang kluthuk yang lebih sempit, karena ukuran daunnya lebih kecil. Tetapi daun pisang kluthuk menjadi favorit bahan pembungkus, karena lemas dan tak mudah sobek. Daun pisang kepok yang lebar, mudah sobek saat dijadikan pembungkus. Kelemahan ini memang bisa diakali dengan menjemur (melayukan) daun pisang kepok sebelum digunakan. Lain dengan daun pisang kluthuk yang sudah liat secara genetik.

Semua pisang budidaya, yakni Musa acuminata dan Musa paradisiacca bisa dipanen daunnya. Pisang budidaya Musa acuminata terdiri dari kelompok AA (diploid), AAA (triploid) dan AAAA (tetraploid). Pisang Budidaya Musa paradisiacca terdiri dari kelompok AB (diploid), AAB dan ABB (triploid), serta AAAB, AABB, ABBB (tetraploid). Pisang diploid kelompok BB disebut Musa balbisiana yang semuanya berbiji. Dua di antara pisang Musa balbisiana adalah pisang kluthuk, dan pisang hitam Thailand (Thai black). Pisang kluthuk dibudidayakan sebagai penghasil daun, pisang hitam Thailand sebagai tanaman hias.

Karena akan dipanen daunnya, pisang kluthuk idealnya dibudidayakan di lahan yang tak tertimpa angin kencang. Pantai, lahan datar terbuka, atau punggung bukit selalu rawan angin kencang. Para petani tradisional tahu, hingga mereka selalu membudidayakan pisang kluthuk di lembah atau lereng jurang, yang aman dari terpaan angin. Andaikan terpaksa membudidayakan pisang kluthuk di lahan yang tertimpa angin, para petani tradisional akan menanam pohon pematah angin di tepi lahan. Biasanya digunakan lamtoro, gamal (Gliricidia) atau dadap. Tiga tanaman ini dipilih dengan pertimbangan karena cepat pertumbuhannya.

Belakangan pisang kluthuk juga dibudidayakan di antara tegakan sengon (jeungjing), bahkan ditumpangsarikan juga dengan rumput gajah. Di Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, biasanya para petani menanam sengon di sela-sela tanaman salak pondoh, sekaligus sebagai pelindung. Di tepi lahan ditanam rumput gajah sebagai pakan ternak. Tetapi belakangan ada satu dua petani yang mulai membudidayakan pisang kluthuk untuk dipanen daunnya di antara sengon, dan rumput gajah.

Sebenarnya pisang kluthuk mentah, merupakan campuran rujak bebek (rusak tumbuk). Bahan rujak bebek selain sambal adalah buah-buahan yang masam. Untuk menetralisir rasa pedas dan masam, digunakanlah pisang kluthuk mentah, yang kulit serta bijinya mengandung tanin dengan khasiat menguatkan selaput rongga mulut, dan organ pencernaan; hingga aman dari iritasi akibat rasa pedas cabai serta rasa masam buah-buahan. Karenanya, para penggemar rujak yang tak mau pakai pisang kluthuk, sebenarnya akan rawan terserang diare akibat sakit perut.

Tetapi kebutuhan pisang kluthuk mentah para penjual rujak bebek, relatif sangat kecil. Hingga kebun pisang kluthuk untuk dipanen daunnya, tetap harus mempertimbangkan hasil sampingan panen buahnya. Buah pisang kluthuk yang penuh dengan biji, memang tak mungkin dikonsumsi langsung. Pisang kluthuk masak, bisa menjadi alternatif pakan ternak ruminansia (kambing, domba, sapi), atau difermentasi menjadi minuman beralkohol. Dengan catatan, hanya untuk dikonsumsi sendiri. Sebab industri minuman beralkohol secara massal dan pemasarannya harus seizin Menteri Peindustrian dan Menteri Perdagangan.

Benih pisang klutuh untuk budidaya secara komersial, bisa berasal dari anakan. Tetapi untuk budidaya secara massal, dan diperlukan benih cukup banyak, bisa dibuat benih dari potongan bonggol. Satu bonggol ukuran sedang bisa dipecah menjadi belasan potong yang masing-masing akan menumbuhkan individu anakan baru. Anakan ini perlu disemai terlebih dahulu dalam polybag, sebelum ditanam di lapangan. Hingga secara ideal, benih dari anakan setinggi 1,5 meter akan lebih cepat menghasilkan. # # #

Artikel pernah dimuat di Kontan Pagi

Leave a comment