JELI AIYU DARI DOLAR RAMBAT

Di situs Amazon, 12 oz (340,19 gram) biji fikus jeli aiyu (fig aiyu jelly seeds); ditawarkan seharga 35,99 dolar AS. Saat artikel ini ditulis, 1 dolar AS bernilai Rp 14.163. Hingga harga 340,19 gram biji fikus jeli aiyu itu Rp 509.726,37.

Biji fikus jeli aiyu merupakan bahan baku jeli aiyu, minuman khas Taiwan, yang dalam Bahasa Hokien Taiwan disebut ogio. Di Singapura jeli aiyu dikenal sebagai jeli es (ice jelly). Sebenarnya jeli aiyu tidak berasal dari daging biji, melainkan dari selaput yang melapisi bagian luar biji fikus itu. Sama halnya dengan jeli yang berasal dari biji selasih. Bedanya, dalam jeli selasih, biji yang berukuran kecil itu diikutkan. Dalam jeli aiyu, biji fikus itu dibuang, setelah jelinya diambil. Aroma jeli aiyu sangat khas, lain dengan jeli selasih, tidak sama dengan cincau, juga beda dengan jeli dari daun lidah buaya.

Jeli aiyu biasa diberi aroma jeruk nipis, atau jeruk lemon. Selain untuk penambah aroma, jeruk nipis dan lemon juga merupakan sumber rasa masam. Sebab jeli aiyu, sama dengan minuman jeli lain, berasa tawar, sekaligus nol kalori. Jadi aneka minuman jeli, bermanfaat untuk mereka yang ingin mengenyangkan perut, tanpa terbebani penambahan kalori bagi tubuh. Selain ditambah jeruk nipis atau lemon, jeli aiyu juga biasa diminum dengan tambahan sirup dan es. Yang ini sudah bukan lagi minuman diet, tetapi minuman biasa. Sebab meskipun jelinya nol kalori, sirup yang terbuat dari gula berkalori tinggi.

Biji fikus segar yang baru diambil dari buahnya, atau biji kering dalam kemasan; sama-sama bisa dibuat jeli aiyu. Caranya, biji itu ditaruh dalam kain, atau kantung kain. Lalu kain berisi biji fikus itu dimasukkan ke dalam wadah berisi air, sambil diremas-remas. Jeli yang berasal dari lapisan luar biji itu saat diremas-remas akan larut ke dalam air, lalu keluar dari celah-celah benang kain. Setelah air dalam wadah berubah warna, proses peremasan dihentikan dan biji bisa dibuang. Sebelum menggumpal menjadi jeli, ke dalam air itu ditambahkan jeruk nipis. Es dan sirup biasanya ditambahkan saat jeli aiyu akan dikonsumsi.

Dolar Rambat

Biji fikus jeli aiyu berasal dari tanaman dolar rambat, creeping fig, climbing fig, Ficus pumila var. awkeotsang. Dolar rambat Ficus pumila berasal dari Asia Timur. Khusus dolar rambat penghasil biji fikus jeli aiyu, Ficus pumila var. Awkeotsang, berasal dari Taiwan. Dua jenis dolar rambat ini sekarang sudah menyebar ke seluruh dunia, bukan sebagai penghasil buah/biji untuk bahan jeli aiyu; melainkan sebagai tanaman penutup pagar tembok. Sebagai penutup tembok pagar, dolar rambat akan terus menerus dipangkas, hingga hampir tak pernah menghasilkan buah.

Tebing jalan tol JOR (T.B. Simatupang) depan Kementerian Pertanian; juga ditutup dengan dolar rambat. Sebagian dari dolar rambat ini di bagian atas tak pernah terpangkas, merambat di pagar pembatas, dan berbuah. Yang paling banyak berbuah, bagian di sisi kiri jalan dari arah Kampung Rambutan. Buah dolar rambat ini berukuran diameter 3 sentimeter dengan panjang 7 sentimeter, berwarna hijau. Sebagaimana buah fikus pada umumnya, buah fikus dolar rambat ini juga penuh berisi biji. Daging buahnya menyatu dengan kulit yang sangat tipis. Bijinya berbentuk elips dengan bagian ujung dan pangkal meruncing.

Para pengguna jalan tol, maupun jalan biasa di kiri kanan jalan tol JOR itu, hampir tak pernah ada yang memperhatikan buah Ficus pumila tersebut. Di beberapa bangunan dengan pagar tembok yang ditutup dolar rambat, juga sering tampak berbuah di tajuk bagian atas tembok tersebut. Tetapi tak pernah ada yang tertarik untuk memanen, mengambil bijinya, dan membuatnya minuman jeli aiyu yang lezat itu. Sebab fungsi utama dolar rambat di negeri kita hanyalah sebagai penutup tembok pagar luar. Biasanya tembok pagar itu terlebih dahulu dipelur dengan permukaan kasar, lalu benih dolar rambat ditanam di bagian bawah.

Anti Vandalisme

Baru-baru ini, tembok pagar luar bangunan Gedung DPR/MPR RI, menjadi korban vandalisme para pendemo. Tembok luar itu penuh dengan coretan yang isinya belum tentu sesuai dengan kenyataan. Tembok pagar luar gedung DPR/MPR itu menjadi korban vandalisme karena berpermukaan halus, dengan cat warna putih. Bagi para vandalis, tembok luar yang halus bercat putih itu ibarat wall situs facebook, atau kertas buku catatan harian yang siap untuk dicorat-coret sesuai dengan isi hati mereka. Andaikan tembok itu ditanami dolar rambat, para pendemo tak akan tertarik untuk mencorat-coretnya.

Selain aman dari vandalisme, tembok pagar dengan tanaman dolar rambat juga menghemat biaya pengecatan. Meskipun, secara rutin tanaman dolar rambat itu harus dipangkas rata, agar tak tumbuh liar ke mana-mana. Tanaman dolar rambat di tembok juga bermanfaat meredam polusi suara, polusi debu, dan polusi CO2. Tembok polos akan memantulkan suara hingga intensitas bunyi deru kendaraan menjadi berlipat-lipat tingkat kebisingannya. Daun tanaman dolar rambat akan meredam suara itu. Debu yang menempel di tembok, menjadi sumber nutrisi bagi tanaman dollar rambat.

Untuk fotosintesis daun dolar rambat menyerap CO2, dan mengeluarkan O2, hingga udara di antara permukaan tembok yang tertutup dolar rambat, akan berasa lebih segar sekaligus sejuk. Andaikan mau, bagian atas tanaman dolar rambat itu bisa dibiarkan tumbuh rimbun, hingga berbuah lebat. Buah itu bisa dipanen, diambil bijinya, dan diolah menjadi jeli aiyu yang lezat. Ini bisa mendatangkan sensasi tersendiri, terlebih setelah mereka yang menikmati jeli aiyu ini tahu bahwa harga bahan bakunya apabila pesan di situs Amazon, harus mengeluarkan biaya sampai Rp 509.726,37 untuk satu kemasan bobot 340,19 gram.

Artikel pernah dimuat di Tabloid Kontan
Foto F. Rahardi

Leave a comment